Oleh : SYAKIRA AHMAD SYAMLAN (Mahasiswa PGSD FKIP UHAMKA)
SERANGGA DAN REAKSINYA TERHADAP CAHAYA
Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu.Serangga adalah kelompok utama hama.ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Pertama serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga. Kedua serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Ketiga serangga memiliki jenis makanan yang beragam. Keempat serangga dapat berkembang biak dengan cepat. Kelimaserangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.
Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui pengaturan faktor-faktor fisik diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya.
Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama).Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap sumber energi listrik yang dibutuhkan. Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi energi. Jenis-jenis serangga yang mudah terpengaruh terhadap intensitas cahaya memberikan data untuk merekomendasi bahwa cahaya dapat diterapkan sebagai pembasmi serangga hama, dan kemudian serangga yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berkualitas.
SUMBER CAHAYA
Sumber cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluidics terkait. Laser memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas sangat paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon, yang memancarkan cahaya pada 488 nm. Selanjutnya lasers lain dapat digunakan, untuk mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya.
Cahaya adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari sejumlah partikel yang disebut photons, tetapi memiliki sifat-sifat gelombang. Panjang gelombang cahaya/photon sebanding dengan energi yang dimilikinya. Bertambah panjang gelombangnya akan bertambah kurang energinya.
RANCANGAN ALAT PENANGKAP SERANGGA HAMA
Setelah nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian.
Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut :
Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua.
Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar yang biasanya menjadi prodator menguntungan tidak ikut terperangkap.
Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran:
kecil, sedang, dan besar.
Referensi :
SERANGGA DAN REAKSINYA TERHADAP CAHAYA
Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu.Serangga adalah kelompok utama hama.ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut. Pertama serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga. Kedua serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Ketiga serangga memiliki jenis makanan yang beragam. Keempat serangga dapat berkembang biak dengan cepat. Kelimaserangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.
Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui pengaturan faktor-faktor fisik diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya.
Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama).Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap sumber energi listrik yang dibutuhkan. Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi energi. Jenis-jenis serangga yang mudah terpengaruh terhadap intensitas cahaya memberikan data untuk merekomendasi bahwa cahaya dapat diterapkan sebagai pembasmi serangga hama, dan kemudian serangga yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berkualitas.
SUMBER CAHAYA
Sumber cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen fluidics terkait. Laser memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas sangat paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon, yang memancarkan cahaya pada 488 nm. Selanjutnya lasers lain dapat digunakan, untuk mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya.
Cahaya adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari sejumlah partikel yang disebut photons, tetapi memiliki sifat-sifat gelombang. Panjang gelombang cahaya/photon sebanding dengan energi yang dimilikinya. Bertambah panjang gelombangnya akan bertambah kurang energinya.
RANCANGAN ALAT PENANGKAP SERANGGA HAMA
Setelah nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian.
Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut :
- Dengan menyalakan lampu utama dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga.
- Setelah lampu utama (lampu 4) padam, lampu perangkap serangga kecil (lampu 3)
- dinyalakan, sehingga serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap.
- Setelah lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) padam,
- Kemudian lampu perangkap serangga sedang (lampu 2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang).
Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua.
- Setelah lampu perangkap sedang (lampu 2) padam,
- Kemudian lampu perangkap serangga besar (lampu 1) menyala sehingga serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga.
Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar yang biasanya menjadi prodator menguntungan tidak ikut terperangkap.
Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran:
kecil, sedang, dan besar.
Referensi :
- Alim, E. S., & Ramza, H. (2012). Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya. Rekayasa Teknologi, 3(1). https://journal.uhamka.ac.id/index.php/rektek/article/view/113.
- Materi Kuliah 7 TIK PGSD FKIP UHAMKA (2020). onlinelearning.uhamka.ac.id/,